By. Sekar Samantha
Kususuri malam demi malamku sendiri
Hingga pada malam ini, kudapati diriku telah melangkah sejauh lelah
Dingin, tapi tak membuatku jera..
Lelah, tapi tak kurasa..
Semakin jauh ku melangkah, semakin jauh pula anganku tuk bertemu denganNYA..
Apapun akan kulakukan demi untuk bertemu dengan DIA..
Entah kapan?
Tak kan pernah ada yang tahu..
Namun,
Menapaki jalanan ini, tidaklah semudah yang kukira ternyata..
Tak semulus yang kupikirkan sebelumnya..
Sampai pada saat ini, kutemukan jiwaku tengah terperangkap pada raga yang layu..
Sesosok raga yang mematung dengan mata yang kuyu..
Sesosok raga yang tengah layu dengan mulut membisu..
Seperti mati, namun tidak mati..
Mengerikan..
Sayup-sayup kudengar jiwa berteriak memanggil-manggil sang raga..
Namun raga tetap tak jua bergeming..
Tak jua terbangun dari mimpi-mimpinya..
Sulit bagiku tuk mengingat, sejak kapan raga menjadi seperti ini?
Raga yang ku kenal dulu, tak pernah seperti ini..
Tak pernah berhenti melangkah..
Namun kini,
Dengan tiba-tiba raga berhenti melangkah begitu saja..
Mematung dan tak sedikitpun beranjak dari peraduan..
Sembilu menyayat hati sang jiwa..
Nun jauh disana, kembali kudengar sang jiwa memanggil-manggil sang raga..
Detik demi detikpun terlewati, namun sang jiwa tak pernah terdengar membisu sedikitpun..
Entah sudah berapa ribu detik terlewati..
Jiwa yang kuat, tak kan pernah berhenti tuk bangunkan sang raga yang lemah..
Meski harus dengan menjerit-jerit..
Atau bahkan dengan berbisik sekalipun..
Karena jiwa yakin, bahwa raga akan kembali menyatu dengannya tuk kembali menapaki sisa waktu yang ada..
Sampai pada akhirnya, dengan segenap keyakinan dan keteguhan yang dimiliki sang jiwa..
Ragapun tersadar diri dari tidur panjangnya..
Dan siap kembali tuk menyusuri malam panjang yang tersisa bersama sang jiwa..
Karena Jiwa dan Raga adalah satu kesatuan yang tak terbantahkan..
No comments:
Post a Comment